Guys, kayaknya aku bakalan usung-usung buat pindah rumah, nih. hehe...
Iya... kemarin aku masih pakai blog gratisan milik wordpress untuk ngepost cerpen-cerpen yang aku tulis. Tapi sekarang udah punya domain sendiri jadi maaf ya kalau repot harus pindahin karyanya ke blog ini. hehe...
Kalau yang ini adalah cerpen fiksi challenge aku yang kedua. agak mainstream, sih. tapi coba ambil hikmahnya aja ya guys.
BLACK BLOOD
 |
Photo by Google |
Dan kami berbincang tentang semua
kesamaan-kesamaan yang kami miliki. Seperti hobi, makanan, musik dan
kesamaan-kesamaan lainnya yang membuat kami nyaman.
Malam
itu, kali pertama aku jatuh hati pada Han. Memeluk gitar, sembari memetik enam
baris senar dan memadukan nada. C; G; Am; G; C; G kemudian Am. Bola mataku
hampir tak bisa lepas dari jemari lentiknya. Nada yang indah untuk membuai
runguku saat itu.
Pada detik Han mengalihkan pandang lembut tepat ke arahku,
netraku tertarik untuk balik menatap bola mata coklat milik seseorang
berperawakan jangkung itu. Disusul dengan sesungging senyum yang menghiasi pipi
tirusnya. Sungguh, tatapan dan senyuman yang serasi untuk membuatku terpesona.
Kupukul
kepalaku agar segera sadar dari pesona yang jujur saja pernah menjeratku
beberapa kali. Jika dapat kuhitung–mungkin ini yang kesepuluh setelah empat
bulan aku bekerja menjadi waitter di
kafe Black Blood.